Surat Kecil Untuk Ayah - Boy Candra |
- Identitas Buku
Penulis : Boy Candra
Penerbit : PT Bukune Kreatif Cipta
Tahun terbit : 2016
Ketebalan buku : viii+188 halaman, 13x19cm
ISBN : 9786022201700
Genre : kumpulan cerita
- Tentang Penulis
Boy
Candra lahir 21 November 1989, menetap dan berproses di Padang,
Sumatera Barat. Belajar serius menulis sejak 2011. Buku-buku yang sudah
terbit: 1. Origami Hati, 2. Setelah Hujan Reda,
3. Catatan Pendek Untuk Cinta yang Panjang, 4. Senja, Hujan, dan Cerita
yang Telah Usai, 5. Sepasang Kekasih yang Belum Bertemu, 6. Surat Kecil
Untuk Ayah, 7. Satu Hari di 2018 8. Buku puisi: Kuajak Kau ke Hutan dan
Tersesat Berdua, 9. Sebuah Usaha Melupakan, 10. Pada Senja yang
Membawamu Pergi, 11. Seperti Hujan yang Jatuh ke Bumi.
- Blurb:
Apa kabar? Kuharap kau selalu dalam keadaan baik dan sehat. Tak terasa waktu bergulir dan aku beranjak dewasa. Tapi, semangat dan tenagamu untuk kami sekeluarga tak pernah pudar sedikit pun. 'Kagum' setidaknya hanya kata kecil yang bisa kuucapkan. Ayah, sungguh kuingin membuatmu bahagia juga bangga. Di relung hati kusematkan namamu dalam doa. Aku sayang Ayah. Maaf, aku tak pernah mengatakannya...
"Ada dua hal yang tidak pernah bisa dibeli dengan uang. Pertama, perasaan. Kedua, kesetiaan. Dan dua hal itu aku temukan di lelaki pilihanku. Jika benar yang kau permasalahkan adalah penghasilannya. Aku hanya ingin mengatakan padamu, kami masih muda. Kesempatan kami masih panjang. Sekarang dia sedang berjuang, dan aku pun sedang berjuang." - halaman 100
- Opini
Well, buku ini tergolong ringan untuk dibaca. Surat-surat yang di tulis menarik walaupun ada beberapa surat galau, dan menurutku dari segi bahasa kurang cukup menyentuh. Aku kira kalau suratnya untuk orang tua pasti bakal menyentuh dan bikin nangis haru atau sedih. Tapi aku baca ini enggak. Cukup bagus tapi ga sampai yang bikin orang nangis bacanya. 😅 Rating 3,8/5⭐
"Karena cinta masa remaja yang paling indah adalah cinta yang masih rapuh dan labil. Cinta yang mudah patah. Cinta yang mudah bangkit kembali. Cinta yang jujur apa adanya." - halaman 154